jejak digital calon karyawan

Bacaan Receh – Dalam era di mana informasi dengan mudah dapat diakses melalui media sosial dan situs web, perusahaan seringkali melakukan pemeriksaan jejak digital calon karyawan.

Apa yang anda bagikan dan publikasikan secara online dapat memiliki dampak signifikan terhadap citra dan profesionalisme anda.

Jejak digital adalah jejak atau rekaman muncul akibat aktivitas oleh individu atau entitas di dunia maya. Ini mencakup semua aktivitas online seseorang. Seperti interaksi di media sosial, komentar di situs web, email, pencarian online, dan lainnya.

Jejak digital bisa menjadi hal yang signifikan dalam proses penerimaan sebagai karyawan baru.

Jejak Digital dan Proses Penerimaan Karyawan Baru

Proses penerimaan sebagai karyawan baru mencakup beberapa langkah, termasuk tahap pencarian pekerjaan, wawancara, pengecekan referensi, dan tawaran kerja.

Jejak digital dapat memengaruhi berbagai tahap dalam proses ini.

Ada beberapa alasan utama mengapa departemen sumber daya manusia (HRD) melakukan pemeriksaan latar belakang melalui aspek ini. Terutama dengan melihat akun media sosial calon karyawan:

  • Verifikasi Informasi: HRD ingin memastikan bahwa informasi yang tercantum dalam aplikasi calon pegawai adalah akurat. Dengan melihat akun media sosial mereka dapat mencocokkan informasi. Seperti riwayat pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman lainnya yang tercantum dalam CV atau aplikasi.
  • Evaluasi Kepribadian dan Budaya Perusahaan: Akun media sosial dapat memberikan wawasan tentang kepribadian dan nilai-nilai calon karyawan. HRD ingin memastikan bahwa calon tersebut akan cocok dengan budaya perusahaan dan nilai-nilai yang ada.
  • Pengukuran Reputasi Online: HRD ingin memastikan bahwa si calon tidak memiliki jejak digital yang mencerminkan perilaku yang merugikan atau tidak profesional. Mereka ingin menghindari risiko reputasi yang mungkin timbul jika karyawan terlibat dalam perilaku yang merugikan perusahaan.
  • Keamanan dan Kepatuhan: Beberapa perusahaan, terutama yang beroperasi dalam industri yang sangat regulasi, mungkin melakukan pemeriksaan latar belakang ekstensif. Hal ini untuk memastikan bahwa si calon tidak memiliki catatan kriminal atau masalah kepatuhan lainnya. Jejak digital, termasuk akun media sosial, dapat memberikan petunjuk tentang masalah ini.
  • Penggunaan Teknologi dan Keterampilan Digital: Terutama dalam peran yang melibatkan teknologi dan keterampilan digital. HRD mungkin tertarik untuk melihat bagaimana calon karyawan menggunakan media sosial dan teknologi dalam konteks profesional.

Bacaan Receh Lainnya: Baby Blues Syndrome: Memahami Ibu Yang Baru Melahirkan

Pemeriksaan latar belakang melalui jejak digital adalah alat yang dapat membantu HRD membuat keputusan yang lebih baik dalam proses penerimaan karyawan.

Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan ini dengan etika dan mematuhi hukum privasi yang berlaku untuk melindungi hak-hak calon karyawan.

Prinsip-prinsip dan Etika Pemeriksaan Jejak Digital Calon Karyawan

Dalam melakukan pemeriksaan jejak digital calon karyawan, perusahaan harus mematuhi prinsip-prinsip etika yang kuat untuk melindungi hak privasi calon pegawai dan memastikan bahwa tindakan tersebut adil dan relevan.

Berikut adalah beberapa syarat etika yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum melakukan pemeriksaan jejak digital calon karyawan:

  • Persetujuan Calon Karyawan: Perusahaan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari calon karyawan sebelum melakukan pemeriksaan jejak digital mereka. Persetujuan ini harus jelas dan memberikan informasi yang memadai tentang jenis informasi yang akan diperiksa. Serta bagaimana penggunaan informasi tersebut.
  • Relevansi Terhadap Pekerjaan: Informasi yang menjadi bahan pemeriksaan harus relevan dengan posisi pekerjaan yang dilamar. Pemeriksaan yang tidak relevan atau invasif mungkin tidak etis.
  • Transparansi: Perusahaan harus memberikan informasi yang cukup kepada calon karyawan tentang tujuan dan ruang lingkup pemeriksaan jejak digital. Dia harus memahami alasan di balik pemeriksaan tersebut.
  • Hak Privasi: Perusahaan harus menghormati hak privasi calon karyawan. Ini berarti bahwa perusahaan tidak boleh mengakses atau menggunakan informasi yang ada di akun media sosial atau jejak online calon pegawai tanpa izin. Atau menggunakannya tanpa alasan yang jelas terkait dengan pekerjaan.
  • Ketidakdiskriminasi: Pemeriksaan jejak digital tidak boleh digunakan untuk mendiskriminasi calon karyawan berdasarkan ras, agama, gender, atau faktor diskriminasi lainnya. Semua calon harus mendapat perlakuan secara adil.
  • Tindakan yang Dapat Diambil: Perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas tentang tindakan yang dapat diambil jika mendapati informasi yang relevan selama pemeriksaan hal ini. Pengambilan keputusan ini harus dengan kebijakan dan prosedur yang adil.
  • Kepatuhan Hukum: Perusahaan harus mematuhi semua undang-undang dan regulasi yang berlaku yang berkaitan dengan privasi dan perlindungan data.

Penting untuk mencatat bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam melaksanakan pemeriksaan jejak online. Dan memastikan bahwa praktik mereka sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan hukum yang berlaku.

Melanggar etika dalam pemeriksaan jejak digital calon karyawan dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan dan menghadirkan risiko hukum.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini