filter bubble

Bacaan Receh – Filter bubble atau dalam bahasa Indonesia disebut gelembung tersaring adalah sebuah fenomena yang terkait dengan algoritma mesin pencari sebuah platform online.

Istilah “filter bubble” pertama kali digunakan oleh Eli Pariser dalam bukunya yang terbit pada tahun 2011 yang berjudul “The Filter Bubble: What the Internet Is Hiding from You.” Dalam buku ini, Pariser menggambarkan bagaimana algoritma di internet, khususnya pada mesin pencari dan media sosial, dapat menciptakan gelembung informasi yang mengisolasi pengguna dari pandangan yang berbeda.

Sebuah mesin pencari atau media sosial, secara otomatis mengkustomisasi konten yang ditampilkan kepada pengguna. Kustomisasi ini biasanya berdasarkan sejarah pencarian mereka, preferensi, dan perilaku online mereka.

Hal ini dapat menghasilkan pengalaman online yang sangat personal bagi masing-masing pengguna. Ini berarti dua orang yang mencari hal yang sama pada mesin pencari yang berbeda dapat melihat hasil yang sangat berbeda berdasarkan preferensi mereka.

Demikian juga pada platform media sosial yang ada semacam facebook, twitter, dsb. Algoritma dari media sosial tersebut memilih dan menampilkan konten yang akan mempertahankan perhatian anda. Ini termasuk posting dari teman-teman, halaman yang Anda ikuti, dan iklan yang dipersonalisasi.

Dampak Dari Fenomena Filter Bubble

Tidak semua pengguna media sosial sadar ketika mereka terkena filter bubble saat berselancar di dalamnya. Ini karena fenomena ini bekerja secara halus dan tidak selalu tampak dengan jelas bagi pengguna.

Dampak dari filter bubble dapat bervariasi, dan tidak selalu lebih positif atau negatif. Ini sangat tergantung pada konteks dan bagaimana seseorang mengelola informasi yang mereka konsumsi. Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif yang bisa terjadi:

Dampak Positif

  • Kenyamanan: Filter bubble dapat memberikan kenyamanan bagi individu karena mereka hanya terpapar pada pandangan yang sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. Ini dapat memberikan perasaan keamanan dan stabilitas.
  • Efisiensi Pencarian Informasi: Dalam beberapa kasus, filter bubble dapat meningkatkan efisiensi pencarian informasi karena mesin pencari atau platform media sosial dapat menyajikan konten yang lebih relevan berdasarkan sejarah penelusuran atau preferensi pengguna.
  • Penguatan Identitas: Filter bubble dapat memperkuat identitas individu dalam komunitas atau kelompok dengan pandangan yang serupa. Ini dapat memperkuat solidaritas dan dukungan antara anggota kelompok.

Dampak Negatif

  • Pembatasan Perspektif: Filter bubble dapat membatasi sudut pandang seseorang karena mereka hanya terpapar pada satu sisi cerita atau satu jenis informasi. Ini dapat menghambat pemahaman yang seimbang tentang isu-isu kompleks.
  • Polarisasi Politik: Filter bubble dapat memperdalam polarisasi politik karena individu cenderung hanya mendengar pendapat yang sejalan dengan keyakinan mereka. Ini bisa mempersulit dialog dan pemecahan masalah politik.
  • Penyebaran Disinformasi: Jika seseorang terjebak dalam filter bubble yang mencakup informasi palsu atau teori konspirasi, ini dapat meningkatkan risiko penyebaran disinformasi dan kesalahpahaman.
  • Kurangnya Keterbukaan Terhadap Perbedaan: Filter bubble dapat membuat seseorang kurang terbuka terhadap pandangan atau pengalaman yang berbeda, mengurangi kemampuan untuk belajar dari perspektif orang lain.

Bacaan Receh Lainnya: Pengaruh dan Etika Pemeriksaan Jejak Digital Calon Karyawan

Filter Bubble Dalam Rangkaian Proses Pemilihan Presiden

Filter bubble adalah sebuah fenomena dalam dunia digital yang memiliki dampak signifikan pada proses kampanye pemilihan presiden di banyak negara. Fenomena ini mampu menciptakan situasi di mana para pemilih dan pendukung calon politik menjadi terperangkap.

Mereka terperangkap dalam ekosistem informasi yang hanya memaparkan pandangan dan berita yang sejalan dengan keyakinan atau preferensi politik mereka sendiri.

Ketika para pemilih hanya terpapar pada perspektif yang sesuai dengan pandangan mereka, hal ini dapat mengarah pada sejumlah konsekuensi yang penting dalam konteks pemilihan presiden.

Pertama-tama, filter bubble dapat menghambat pemilih dalam memahami berbagai sudut pandang politik yang mungkin ada dalam pemilihan. Ini dapat menyebabkan pemahaman yang sempit dan kurang informasi tentang isu-isu yang penting dalam pemilihan. Mereka hanya mendengar satu sisi cerita atau satu jenis informasi.

Pemilih hanya terpapar pada satu sumber informasi atau kelompok yang memiliki pandangan politik yang serupa. Selanjutnya mereka mungkin menjadi lebih malas untuk mencari perspektif yang berbeda atau mempertimbangkan argumen dari calon lain.

Sebagai hasilnya, pemilihan menjadi kurang informatif dan demokratis karena pemilih memiliki akses terbatas pada informasi yang beragam.

1
2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini